SYDNEY--Bocornya informasi rahasia Amerika Serikat di situs Wikileaks bagai air bah tak terbendung. Informasi yang diungkap belakangan menyebut, menteri olahraga Australia, Mark Arbib, ternyata "bermain ganda" sebagai agen mata-mata Amerika Serikat.
Arbib, yang disebut sebagai seorang tokoh penting di balik penggulingan mantan perdana menteri Kevin Rudd, adalah "seorang kontak yang berharga di Canberra dan bertemu dengan para diplomat AS berulang kali". Memo WikiLeaks itu diterbitkan secara eksklusif oleh Sydney Morning Herald.
Dalam dokumen rahasia itu, Arbib digambarkan sebagai "penengah sayap kanan dan the rising star dalam peta perpolitikan Australia'. Ia dianggap mempunyai pengaruh dalam lingkaran dalam Rudd.
Ia menyampaikan setiap perkembangan politik Australia pada diplomat AS. "(Rudd ingin) memastikan bahwa ada alternatif yang layak untuk Gillard dalam Partai Buruh untuk mencegah tantangan," Arbib dilaporkan mengatakan hal ini kepada para diplomat Amerika Serikat, sekitar delapan bulan sebelum kudeta.
Politisi senior negeri Kanguru itu bereaksi cepat untuk membela Arbib, termasuk rekan-rekan yang disebut-sebut menjadi "arsitek " kudeta, antara lain Bill Shorten, kini asisten Menteri Perbendaharaan.
"Saya benar-benar menolak gagasan bahwa ia adalah mata-mata, itu hanya omong kosong," kata Shorten pada Sky News.
Arbib, yang disebut sebagai seorang tokoh penting di balik penggulingan mantan perdana menteri Kevin Rudd, adalah "seorang kontak yang berharga di Canberra dan bertemu dengan para diplomat AS berulang kali". Memo WikiLeaks itu diterbitkan secara eksklusif oleh Sydney Morning Herald.
Dalam dokumen rahasia itu, Arbib digambarkan sebagai "penengah sayap kanan dan the rising star dalam peta perpolitikan Australia'. Ia dianggap mempunyai pengaruh dalam lingkaran dalam Rudd.
Ia menyampaikan setiap perkembangan politik Australia pada diplomat AS. "(Rudd ingin) memastikan bahwa ada alternatif yang layak untuk Gillard dalam Partai Buruh untuk mencegah tantangan," Arbib dilaporkan mengatakan hal ini kepada para diplomat Amerika Serikat, sekitar delapan bulan sebelum kudeta.
Politisi senior negeri Kanguru itu bereaksi cepat untuk membela Arbib, termasuk rekan-rekan yang disebut-sebut menjadi "arsitek " kudeta, antara lain Bill Shorten, kini asisten Menteri Perbendaharaan.
"Saya benar-benar menolak gagasan bahwa ia adalah mata-mata, itu hanya omong kosong," kata Shorten pada Sky News.
[republika]