Salah satu adaptasi tertua dan paling penting manusia adalah api. Api memberkan kehangatan dalam cuaca dingin dan keamanan dari predator malam. Api memperpanjang siang hari, memberikan lebih banyak waktu untuk membuat alat dan berkomunikasi. Ia dapat digunakan untuk mengeringkan kulit dan daging, memperkeras tombak kayu, menghangatkan daging beku, dan memasak makanan untuk melembutkannya atau membuang racun.
Kapan dan bagaimana manusia purba memperoleh api? Letusan gunung berapi dan sambaran petir merupakan sumber alami. Walau begitu, merawat api adalah aktivitas yang lebih rumit. Bagaimana manusia purba mempertahankan api mereka? Apakah mereka membawa api dari satu tempat ke tempat lain? Bila ya, bagaimana caranya? Pertanyaan-pertanyaan ini belum terjawab oleh para ilmuan.
Situs Menez Dragan
Kapan manusia purba pertama kali belajar mengendalikan api? Di Swartkrans, Afrika Selatan, para ilmuan menemukan tulang belulang hewan yang dibakar berusia 1,5 juta tahun. Bukti yang lebih konkrit datang dari situs Homo erectus di Zhoukoudian, China, berusia antara 460 ribu hingga 230 ribu tahun lalu. Para peneliti menemukan tulang belulang hewan yang dibakar, biji yang ditanak, dan alat-alat batu. Tungku tertua, dari sekitar 465 ribu tahun lalu, ditemukan di Menez-Dregan, Perancis. Disini manusia purba berulang kali menggunakan sebuah kawah arang yang dikelilingi batu. Pada 100 ribu tahun lalu, tungku merupakan hal yang umum. Situs berusia 40 ribu tahun di Abri Pataud, Perancis, mengandung batuan yang dihangatkan dan saluran pembuangan untuk udara dan asap; manajemen api yang baik penting saat itu maupun sekarang.
[faktailmiah]