Dengan jumlah pengguna yang telah mencapai 850 juta di seluruh dunia, Facebook memang menjadi sosial media yang paling menarik. Tak terkecuali di mata para penjahat dunia maya.
David Jacoby, pakar keamanan dari Kaspersky menemukan modus baru penipuan di Facebook yang bertujuan untuk mencuri data kartu kredit pengguna. Seperti yang disitat detikINET dari digitaltrends,
Modus penipuan ini (Phising) masih menggunakan salah satu metode lama, yakni memanfaatkan kelengahan pengguna melalui fitur chatting.
Pelaku yang sudah mendapatkan akses salah satu pengguna Facebook, akan langsung menyebarkan pesan ke seluruh teman yang ada di daftar. Isinya, calon korban akan ditakut-takuti bahwa akunnya akan segera ditutup karena dianggap palsu.
Isi pesan itu juga mengajak pengguna untuk melakukan verifikasi data dengan memberikan link tertentu. Namun awas, link tersebut akan merujuk ke sebuah halaman yang mirip dengan Facebook.
Ada beberapa halaman di situs tersebut. Pertama korban akan dimintai data diri seperti nama, email, dan password di Facebook. Kemudian di halaman kedua, pengguna dimintai konfirmasi kebenaran data dengan mengisikan nomor kartu kredit, lengkap dengan tanggal kadaluarsa, angka pengaman, dan alamat tagihan. Belum diketahui berapa jumlah korban yang berhasil tertipu, namun Facebook berjanji akan segera menyelidiki kasus ini. Sementara itu, waspadalah. Semoga postingaan ini dapat bermanfaat untuk sobat semua ...
David Jacoby, pakar keamanan dari Kaspersky menemukan modus baru penipuan di Facebook yang bertujuan untuk mencuri data kartu kredit pengguna. Seperti yang disitat detikINET dari digitaltrends,
Modus penipuan ini (Phising) masih menggunakan salah satu metode lama, yakni memanfaatkan kelengahan pengguna melalui fitur chatting.
Pelaku yang sudah mendapatkan akses salah satu pengguna Facebook, akan langsung menyebarkan pesan ke seluruh teman yang ada di daftar. Isinya, calon korban akan ditakut-takuti bahwa akunnya akan segera ditutup karena dianggap palsu.
Isi pesan itu juga mengajak pengguna untuk melakukan verifikasi data dengan memberikan link tertentu. Namun awas, link tersebut akan merujuk ke sebuah halaman yang mirip dengan Facebook.
Ada beberapa halaman di situs tersebut. Pertama korban akan dimintai data diri seperti nama, email, dan password di Facebook. Kemudian di halaman kedua, pengguna dimintai konfirmasi kebenaran data dengan mengisikan nomor kartu kredit, lengkap dengan tanggal kadaluarsa, angka pengaman, dan alamat tagihan. Belum diketahui berapa jumlah korban yang berhasil tertipu, namun Facebook berjanji akan segera menyelidiki kasus ini. Sementara itu, waspadalah. Semoga postingaan ini dapat bermanfaat untuk sobat semua ...