Stadion Nasional Warsawa di Polandia (Getty Images/Alex Livesey)
Tuan rumah pun sudah melakukan berbagai persiapan untuk para tamu. Mereka ingin edisi Piala Eropa ke-14 dan sekaligus yang pertama di kawasan Eropa Timur ini sukses di dalam dan di luar lapangan.
Namun, turnamen antarnegara kini tidak lagi memiliki daya tarik maksimal dibandingkan satu dasawarsa lalu, misalnya. Euforia fans terhadap sepak bola telah disita oleh kompetisi antar klub yang padat dan melelahkan hampir sepanjang tahun.
Tim peserta pun harus ekstra keras mengantisipasi kelelahan dan kejenuhan para pemainnya karena baru saja mengikuti kompetisi bersama klub. Beberapa pemain bahkan sudah rontok sebelum tiba di tempat pertandingan. Bisa jadi pemain lain akan tampil dengan sisa-sisa kekuatannya.
Veteran Carles Puyol mengambil keputusan untuk absen membela Spanyol di Piala Eropa 2012 setelah merasa harus menjalani operasi agar masalah di lututnya segera pulih. Selain Puyol, tim juara bertahan Euro itu lebih dulu kehilangan penyerang tajam David Villa yang mengalami patah tulang fibula saat memperkuat Barcelona di awal musim ini.
Inggris juga harus kehilangan gelandang penting, Gareth Barry, akibat cedera perut hanya sehari sebelum pengumuman skuad resmi asuhan Roy Hodgson. Inggris juga tidak bisa diperkuat kiper pelapis John Ruddy setelah pemain Norwich City itu mengalami patah jari tangan dalam latihan.
Tim lain yang juga kehilangan kiper adalah Denmark setelah Thomas Sorensen mendapat cedera punggung setelah bermain melawan Brazil dalam partai pemanasan akhir pekan lalu. Prancis juga tak akan diperkuat striker Loic Remy yang cedera otot kaki.
Absennya sejumlah pemain penting pasti berpengaruh pada kekuatan sebuah tim. Namun dalam turnamen antar negara seperti ini sering kali memunculkan bintang dan pahlawan baru. Penonton dan pendukung tidak seharusnya khawatir berlebihan.
Piala Eropa 2012 juga diselenggarakan di tengah krisis ekonomi yang melanda benua Eropa, politik (Ukraina), isu protes pecinta lingkungan dan meroketnya tarif akomodasi hingga kelas tenda sekalipun. Tetapi isu terbesar adalah ancaman kekerasan rasialis yang sangat mungkin terjadi di Polandia dan Ukraina. Di kawasan timur Eropa, kasus rasialisme dalam sepakbola punya catatan tertinggi.
Belum lama ini, stasiun televisi BBC Inggris menurunkan laporan mengenai hal itu dalam balutan acara populer mereka, "Panorama". Laporan yang dibuat berdasarkan pengamatan wartawannya dalam 2 bulan belakangan di Polandia dan Ukraina tersebut mengkhawatirkan sebagian publik Eropa — terutama yang bukan berkulit putih.
Acara "Panorama" tersebut memunculkan berbagai rekaman gambar kekerasan di stadion dan wawancara dengan para suporter garis keras. Bahkan BBC menyebutkan bahwa seluruh klub di Polandia memiliki suporter beraliran kanan (fasisme) yang anti-Yahudi dan kulit berwarna. Akibatnya, mantan kapten Inggris Sol Campbell dengan eksplisit menilai pemilihan Polandia dan Ukraina adalah tindakan salah dari UEFA. Itu sebabnya Campbell mengimbau fans Inggris dari ras kulit berwarna agar tidak berangkat ke Piala Eropa 2012 demi keamanan diri sendiri. Departemen Luar Negeri Inggris juga telah mengeluarkan "Travel Warning".
Tuan rumah bukannya tidak mengetahui ancaman tersebut. Mereka sudah menyiapkan sejumlah parameter pengamanan, termasuk menyertakan pasukan keamanan dari NATO. UEFA sendiri dengan tegas menyatakan tidak menolerir insiden rasialisme apa pun selama pertandingan. Mulai dari menghentikan pertandingan hingga mencoret tim peserta apabila ada insiden rasialisme.
Secara logika, tuan rumah pasti akan bekerja keras agar tidak kehilangan peluang meraih pendapatan negara yang cukup besar hanya dalam waktu kurang lebih sebulan.
Pada akhirnya, kita hanya bisa menunggu. Semoga Piala Eropa 2012 ini akan mengasyikkan sebagai tontonan, melahirkan bintang baru dan catatan indah. < Sumber
<