Tak banyak orang yang menyangka bahwa
virus dapat menjadi sumber energi listrik. Makhluk kecil yang umumnya
menjadi biang penyakit, ternyata memiliki energi yang cukup sebagai
salah satu sumber listrik. Hal ini didapati setelah sekelompok ilmuwan
di Amerika Serikat melakukan penelitian. Mereka mengembangkan cara untuk
menghasilkan listrik dari virus. Tim penelitia menggunakan material
yang diberi nama piezoelevtric untuk merubah yang ada pada virus itu.
Seperti yang ditulis oleh National
Geographic, mereka menggunakan elektroda sebesar perangko dan film yang
terbuat dari virus, peneliti berhasil membuat generator listrik. Virus
yang digunakan dalam penelitian ini berjenis M13 bacteriophage virus
ini menyerang bakteria, tetapi jinak terhadap manusia. Virus inilah
yang digunakan oleh peneliti untuk menghasilkan energi.
Semua makhluk di dunia ini memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Virus, dengan bentuk yang sering
tak terlihat dengan kasat mata juga memiliki kelebihan. Sebagai sumber
energi, virus menjanjikan kabaikan bagi kehidupan manusia, dimana
listrik merupakan salah satu masalah yang harus dapat diatasi dengan
cepat. Terlebi lagi bagi bangsa Indonesia yang masih kekurangan listrik.
Indonesia sebagai sebuah negara, memiliki
sumber daya alam yang demikian melimpah. Hal ini juga sumber daya alam
yang mengandung tenaga listrik. Air, angin, dan berbagai sumber energi
lainnya sangat melimpah. Tapi sampai sekarang belum mampu memanfaatkan
secara maksimal. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut agar kita
mampu memanfaatkan semua potensi tersebut secara maksimal. Apa yang
dilakukan oleh sekelompok di Amerika Serikat itu seharusnya memberi
motivasi kepada kita untuk lebih giat lagi memanfaatkan sumber energi
yang ada. Mungkin kita tidka memanfaatkan virus sebagai sumber energi
listrik, tapi kita bisa memaksimalkan sumber air, angin, batu bara,
bahkan nuklir yang masih banyak. Seharusnya kita tidak pernah kekurangan
listrik bila semua sumberdaya tersebut dapat dimaksimalkan
pemanfaatannya.
Seung-Wuk Lee dari Universitas California
menyatakan bahwa langkah pertama ini sangat menjanjikan. Persoalannya,
seberapa banyak virus yang digunakan untuk menghasilkan 1 watt listrik.
Mungkin saja biaya yang digunakan untuk meperoleh virus itu lebih besar
dibandingkan biaya yang harus dibayarkan oleh pengguna listrik 1 watt
tersebut. Namun demikian, sebagai sebuah pengetahuan dan alternatif
baru, penemuan ini memberikan harapan baru seperti diungkapkan Seung-Wuk
Lee di atas.