Sabtu, 11 Februari 2012

Di Jakarta Ada Detektif Swasta Yang menangani Skandal Asmara





Saling curiga mewarnai kehidupan warga kota besar, terutama mitra
bisnis, calon pasangan hidup, dan suami istri yang tidak harmonis.
Membongkar rahasia yang sulit dibongkar, peranan detektif swasta
menawarkan jawaban kaum metropolis itu.









Bisnis penjual jasa investigasi ini makin marak, tidak hanya di
Jakarta, juga di Bandung, Bali, dan Surabaya.   Iklan layanan jasa ini
mudah dicari di internet. Tinggal menulis kata ‘detektif swasta’ di
mesin pencari, maka akan muncul sejumlah nama penjual jasa inventigasi. 
Beberapa memiliki website sendiri. Tetapi ada juga yang menggunakan
domain gratisan seperti di blogspot atau malah pasang iklan secara
pribadi.





Dalam laman website mereka, berbagai jasa investigasi disebutkan,
mulai dari pencarian orang hilang, mencari rekam jejak mitra bisnis,
jatidiri berikut catatan hitam putih orang yang akan Anda nikahi,
kejujuran pasangan hingga keamanan properti dan aset yang ada.





Mereka juga mengkalim bekerja profesional dan melengkapi diri dengan
aneka alat penunjang modern serta piawai di bidang teknologi informasi. 
Pencarian tak hanya di kota besar di Indonesia, bahkan sampai ke luar
negeri.





Meini, pemilik Bali Eye Privacy Investigation Agency (Bepia),
mengatakan, sejak beroperasi pada 2008, tercatat 180 kasus telah
ditangani di Jakarta, Bali, dan Surabaya. Dari jumlah itu, sebagian
besar adalah masalah rumah tangga seperti perselingkuhan, di samping
kasus ketidakpercayaan pada mitra bisnis. “Kami selektif menerima kasus
karena kami tak mau berbenturan dengan tugas polisi,” katanya melalui
telepon, Rabu (11/1) siang. “Kalau ada klien datang dengan kasus pidana,
maka kami sarankan untuk lapor polisi saja.”





Wanita yang mengaku mendalami investgasi dengan mengambil kursus di
Inggris ini mengatakan bisnis yang dijalankannya terdaftar di Kementrian
Perdagangan dan Industri sebagai pemberi jasa layanan data dan
informasi.  Dalam bertugas,  10 agen yang ada di perusahaannya diakui
lebih banyak bergerak dalam pencarian data dan informasi disamping
memata-matai. Kerapkalli, seorang agen harus ke polisi untuk mencari
data jejak kejahatan klien.





Setiap agen, lanjutnya, bertugas menginvestigasi, termasuk diam-diam
memotret, lalu  melaporkannya ke klien. “Bukan menangkap apalagi
memukuli orang yang kami amati. Kalaupun klien meminta hal itu, kami
menolak dan menyarankan untuk melapor ke polisi saja,” ujar pimpinan
agen yang juga menugaskan detektif-nya sampai ke luar negeri ini.





Beriklan melalui www.balidetective.com,  Meini memasang tarif
investigasi Rp2,5 juta untuk sehari (8 jam kerja). Jika diperlukan
investigasi khusus, seperti menginap di hotel atau pergi keluar korta
atau keluar negeri, biaya akan dibebankan pada klien. “Sejumlah klien
kami adalah public figure, tapi kami saling menjaga rahasia karena
kepercayaan adalah yang utama,” ujarnya.





BELUM BERIZIN





Kasus perselingkuhan dan skandal asmara juga menjadi objek
penyelidikan jasa detektif yang dikelola Riky, lulusan Universitas
Padjajaran (Unpad) Bandung.  Sarjana Komunikasi ini membuka layanan jasa
itu sejak setahun lalu dan sudah sembilan kasus diselesaikan. “Kami
belum menerima kasus pidana lantaran khawatir akan berbenturan dengan
polisi,” kata Riky  yang membuka iklan dengan nama detektif swasta  di
www.88DB.com





Dibantu dua rekannya, Riky membuka jasa detektif di kawasan Dago,
Bandung, Jabar. Kendati kasus yang ditangani hanya  urusan asmara, Riku
mengaku kerap harus berkoordinasi dengan polisi.  “Misalnya untuk
meminta bantuan melacak nomor telepon. Ketika ada kendala pengintaian
karena harus masuk ke tempat dengan keanggotaan khusus, kami  kerap
meminta bantuan polisi,” ungkap lajang asal Bandung ini.





Sebagai biaya atas jasanya, Riky mematok Rp1,3 juta per kasus untuk
tiga hari. “Harga itu diluar akomodasi seperti penginapan dan sarana
lain,” katanya lagi.  Ia mengaku klien datang setelah melihat iklan di
internet, tapi kasus yang diterima hanya berputar di sekitar Bandung
saja.





TANPA KONTRIBUSI





Dalam pandangan Reza Indragiri, psikolog forensik Universitas Bina
Sarana Informatika, keberadaan detektif swasta di Indonesia belum jelas.
Di satu sisi, polisi juga tak membuka celah keberadaan penyidik
partikelir itu. “Jika ada detektif swasta, kemungkinan masih seperti
debt collector saja sifatnya,” katanya.

Detektif swasta, sambungnya, hanya melakukan tugas pada orang yang
memberi order dan tak berkontribusi  pada kepolisian dalam mengungkap
masalah kejahatan. “ Beda dengan di luar negeri,  detektif swasta
membantu tugas kepolisian,” katanya.





Sementara itu, Kepala Subdit Tahbang/Resmob Ditreskrimum Polda Metro
Jaya, AKBP Herry Heryawan, mengatakan detektif swasta dalam arti
sesungguhnya di Jakarta belum ada. Kalaupun ada hanya melacak masalah
perselingkuhan,  bukan masalah kriminal. “Mereka tidak bisa melakukan
proses hukum seperti aparat kepolisian,” ujarnya.[poskota]

Terkait

Description: Di Jakarta Ada Detektif Swasta Yang menangani Skandal Asmara Rating: 4.5 Reviewer: Sinta Ayu ItemReviewed: Di Jakarta Ada Detektif Swasta Yang menangani Skandal Asmara
Al
Mbah Qopet Updated at: 23.45