Senin, 21 November 2011

Ketika Jasad Yang Mati Bercinta








Film tentang polisi? Sangat banyak. Tentang detektif? Lebih
banyak lagi. Tentang pengacara atau jaksa penuntut? Sudah ada sejak
puluhan tahun silam. Tentang ahli forensik? Sudah menjadi tren sejak
lahirnya serial CSI yang telah beranak-pinak dan sudah menonjok titik
kebosanan penontonnya. Para produser dan stasiun televisi Amerika
akhirnya memutuskan: sudah waktunya menampilkan dokter forensik sebagai
pahlawan. Meski  kita sudah sering bertemu dengan dokter forensik—yang
pasti masuk dalam tim investigasi—pada setiap drama kriminal, tetapi
mereka jarang diberi posisi pahlawan utama kecuali dalam serial Crossing Jordan (2001-2007).





Syahdan dokter Megan Hunt (Dana Delaney) memasuki ruang penuh
mayat karena masa lalu yang tak ingin dia kenang: “karena saya tak
mungkin membunuh orang yang sudah mati,” katanya pahit setiap kali orang
bertanya mengapa dia mencampakkan kariernya yang bersinar sebagai ahli
bedah terkemuka.





Satu peristiwa yang menyebabkan pasiennya tewas di meja operasi
membuat dokter Megan—yang dikenal bertangan dingin dan berlidah tajam
ini—akhirnya mengundurkan diri. Bersamaan itu, kehidupan pribadinya
runtuh. Dia bercerai; perwalian  terhadap Lacey (Mary Mouser) anak
remajanya, diserahkan kepada suaminya. Serial ini dimulai pada saat dr.
Megan Hunt sedang membangun hidupnya kembali:  menyusun puign-puing
hidupnya dengan segala rasa humor yang getir dan sinis.






Tentu saja dia adalah seorang dokter forensik yang dahsyat,
yang mampu mendengarkan “jenazah”nya berbicara; yang bisa melihat
segala tanda dan jejak pada tubuh korban yang kemudian menjadi peta
peristiwa. Megan Hunt yang bermata tajam dan bertangan cekatan itu
selalu teliti menyusuri segala sayatan, segala lubang peluru , segala
cakaran atau deraan apapun yang dialami jenazah yang nantinya menjadi
seperti “sahabat” nya. Adalah Megan Hunt, dan bukan polisi atau
detektif, yang biasanya memecahkan problem mendasar dari kasus-kasus
pembunuhan yang mereka hadapi. Tetapi kecerdasannya Megan Hunt satu
paket dengan tingkah lakunya yang arogan dan sembarangan.





Detektif Bud Morris (John Carroll Lynch) bukan saja tidak bisa
menghadapi seorang perempuan yang dianggap terlalu dominan, tetapi juga
karena dokter Megan sangat sering melenggang mendatangi para tertuduh
dan melontarkan berbagai pertanyaan yang seharusnya menjadi tugas sang
detektif.





Sebetulnya dengan didahului serial Crossing Jordan
yang juga menampilkan dokter forensik Jordan Cavanaugh (Jill Hennessy)
yang masih muda, brilian tetapi sering melibas aturan, maka serial Body of Proof bukanlah sesuatu yang baru. Jika tokoh Jordan masih muda, cantik dan lajang, maka serial Body of Proof 
dengan berani mengambil risiko menampilkan sosok seorang ibu paruh baya
sebagai peran utama.  Maklum, penonton televisi Barat (dan juga
Indonesia) cenderung ingin menyaksikan tokoh muda dan enak dilihat.
Tetapi ini Dana Delaney, seorang aktris yang sudah menghabiskan hidupnya
di layar lebar dan televisi. Kita tahu dia mampu menjadi seorang Megan
Hunt yang kompleks: meski dingin dan seolah angkuh, tapi kita tahu jauh
di lapisan terbawah hatinya, Hunt mempunyai kebaikan yang tersembunyi.





Plot semakin mudah diraba, ketika terjadi kerjasama antara
mantan suami dokter Megan, Todd Flemming (Jeffrey Nordling) dengan
atasan Megan, Kate Murphy (Jery Ryan). Kate yang cantik dan blonda itu
tentu saja tidak dipasang sebagai cantolan. Dia bos yang sama cerdasnya
dengan Megan. Buat apalagi dia dipasang di serial ini kalau bukan untuk
menciptakan ketegangan? Yang penting sebetulnya, bagaimana dokter Megan
yang berhati keras dan bermulut tajam akan menghadapi fakta itu: apakah
dia akan santai atau menyatakan perang.





Kasus-kasus pembunuhan yang harus diungkap dokter Megan Hunt
menjadi menarik, karena pembunuhan tak selalu melalui senjata yang kita
kenal: peluru dan pisau. Karena dia seorang dokter, maka Megan bahkan
bisa mengungkap  pembunuhan seorang kekasih simpanan yang dilakukan
dengan obat antibiotika.





Kalaupun ada beberapa bagian yang klise, serial ini tetap layak
disaksikan karena Dana Delaney tak pernah mengecewakan. Lagipula,
menyaksikan tokoh Megan Hunt ‘berbincang’ dengan jenazah – yang “selalu
bercerita pada saya,apa yang terjadi padanya” demikian kata Megan—adalah
sebuah momen yang asyik dan unik.[Tempointeraktif]

Terkait

Description: Ketika Jasad Yang Mati Bercinta Rating: 4.5 Reviewer: Sinta Ayu ItemReviewed: Ketika Jasad Yang Mati Bercinta
Al
Mbah Qopet Updated at: 00.16